Agar semuanya berbuah hikmah, menjadi sebuah kebaikan untuk bekal hidup yang masih panjang.
Penantian, harapan yang tertumpu pada waktu dan kata kapan, adalah sebuah kenyataan pada setiap sisi manusia untuk menanti mengisi waktu dan kapan akan usai bertemu dengan yang kita impikan dan sangat diharapkan.
Hanya yangperlu kita renungkan bersama, dimana penantian panjang kita bermuara..? berlabuh dimanakan bahtera kapal yang sedang kita tumpangi saat ini ?
Mari kita berhenti sejenak, hanya untuk menghitung bekal, menoleh sesaat jejak langkah yang telah kita lewati, untuk menemukan pelajaran dibalik jejak perjalanan yang telah tertoreh, agar kesalahan yang sama tidak terus terulang.
Mari berhenti sejenak………….
Saat penantian itu tiba, terasa memaksa, karena kau tidak pernah memberi kabar, hingga kita menjemputnya dengan apa adanya……..
Ada yang menangis saat kita bertemu dengan yang kita nantikan, haru. Meski setelah pertemuan itu kita tahu apa yang akan kita terima.
Kita mencoba menggali hikmah diujung penantian, sebab penantian terpanjang yang akan kita hadapi ada didepan mata, ternyata, bekal saat kita menanti tidak cukup untuk menebus rahmat yang telah diberikan pada kita, kita hanya mampu membeli tetapi kita enggan untuk menjual, kita hanya mampu meminta dan tidak sanggup untuk memberi.
Senja itu kabut merah menutup cahaya surya, kita masih sempat mendengar Adzan di mushola kebangaan kita Al-Izzah, di balik semua itu kita sempat pula mendengar “Semua Makhluk yang bernyawa suatu saat akan mati, dan kepada kamilah tempat untuk kembali”.Saat itu,kita tak kuasa menahan tangis……….
Wisma Al-Izzah 2003
KEMATIAN (Akhir Perjalanan Manusia didunia) Oleh : Gelar Rusdiana MA
Suatu saat manusia akan dihadapkan pada gerbang akhir kehidupan, yakni gerbang kematian. Siapapun orangnya tidak akan pernah luput dari kematian. Fenomena kematian merupakan siklus kehidupan manusia. Ketika munusia terlahir kedunia sesungguhnya manusia dihantarkan pada awal kehiduapan di alam dunia, dan kematian merupakan akhir kehidupan di dunia sekaligus penghantar manusia kekehidupan selanjutnya. Kubur. Kematian bukan berarti manusia selesai menjalani proses kehidupan, tetapi kehiduapan baru telah menanti dimana segala prilaku dan amal perbuatan selama hidup harus dipertanggung jawabkan dihadapan peradilan Allah yang maha adil. Yang perlu disadari tentunya adalah kedatangan kematian yang mutlak pada setiap manusia dan kedatanganya tidak pernah ada yang tahu, maka konsekuwensi logis yang harus diterima manusia adalah harus siap menghadapi kematian kapanpun waktunya dan dalam keadaan apapun situasinya. setiap manusia pasti menginginkan akhir hayatnya dalam keadaan baik (husnul khotimah) tetapi perlu disadari husnul khotimah merupakan cermin dari langkah kehidupan manusia dari lahir sampai menghadapi syakaratulmaut. Semoga Allah menganugrahkan kepada kita husnul khotimah amin.
Cerpen
KETIKA PULANG
Gelar Rusdiana MA
Babak baru akan dimulai………
Pada perjuangan, pergerakan……
Menoreh sejarah
Mengukir lembar waktu……………
Jakarta, tanpa tanggal dan bulan2000
Panji-panji perjuangan berkibar, teriakan-teriakan semangat lantang bergema sejak dari awal kami berkumpul, kami menyebutnya pos komando perjuangan UI salemba, ditempat ini bergabung hampir seluruh BEM dari kepulauan jawa. Aku berdiri dibaraisan tengah, terus terang aku takut, ini aksi yang pertama kali aku ikuti, hingga orasi-orasi yang menggetarkan yang membuat sedikit demi sedikit aku berani. Sebelumnya, aku tidak pernah memikirkan akan terjun ke aksi seperti ini, bayanganku, dunia kampus adalah dunia yang mengasyikan, perpustakaan, kerja kelompok, mengerjakan seabrek tugas, konsultasi dengan dosen, dll. Ah… Tapi,Pertemuan rutin yang mengantarkan akubergabung dengan barisan mereka, dari sana aku menyadari peran penting mahasiswa dan juga sekaligus sebagai peran seorang manusia, hamba Allah. Waktu sudah semakin siang, mahasiswa yang berkumpul sudah semakin banyak, fokus perjuangan kami pada aksi hari ini penetangan terhadap “rezim nyeleneh”dan menuntutnya untuk mundur. Perlahan kami berjalan meninggalkan gerbang kampus, yel-yel, lagu perjuangandari mobil soud terus memberi semangat, menggugah hingga aku larut dalam suasana yang belum aku rasakan sebelumnya, “hati-hatiii, hati-hatiii provokasi” kami serampak meneriakan yel tersebut, dan kami terus berjalan dengan tertib. Istana negara sekarang ada didepan mata, aparat keamanan sudah dari tadi “menyabut”kami dengan blokade pagar berdurinya, berhadapan dengan kami sepertinya berhadapan musuh, lihat penampilan mereka, yang menurutku penampilan seperti itu layak mengikuti peperangan menumpas GAM di Nanggroe Aceh Darusalam, bukan dengan kami yang hanya memiliki suara lantang kebenaran, keadilan dan kejujuran.
Begitulah mahasiswa, saat kondisi aksi semakin panaspun ada saja antraksi-antraksi yang mengundang tawa, lucu. Bahkan tidak sedikit masyarakat, para pedagang yang turut menyaksikan adegan-adegan lucu ala mahasiswa, tentu lucu dan bermuatan politis. Sesaat aku kalap, polisi dihadapanku berubah menjadi garang, saatmahasiswa mencoba menerobos brikade jajaran polisi anti huru hara, korlap terus memberikan semangat, polisipun sama memberikan peringatan-peringatan yang disambut dengan lagu-laguperjuangan kami, para kuli gambarpun sibuk memantau, merekam perkembangan aksi kami yang sudah mengepung hampir seluruh istana negara.
Itulah awal babak baru bagiku, rekaman aksi tadi benar-benar membuat kenyataan terbalik dengan yang aku konsumsi dimasyarakat luas, Jakarta menjelang sore, bus yang telah kami tumpangi perlahan meninggalkan kota metropolitan, bukan, bukan untuk meninggalkan selamanya, tetapi suatu saat aku dan teman-teman dari Bandung akan kembali.
Bandung, Tanpa tanggal Januari 2004
Usia almamaterku sudah semakin larut, puluhan aksi telah aku ikuti, dan aku terbiasa. Tak ada takut, “bukankah jihad terbesar adalah menyatakan kebenaran dihadapan peminpim yang dzalim”, ya, aku mengingat perkataan itu dari ustadz pembingbingku saat akan aksi keterlibatan KKN gubernur Jabar 5 bulan yang lalu. Ya, aku akan terus merekam perkataan itu, agar suatu saat aku dapat memutar kembali perkataan untukadik-adik binaanku. Insya Allahkelak merekapun siap terjun dalam berbagai aksi.
Perjuangan itu tidak akan pernah berakhir, meskipun April dimuka aku harus meninggalkan gerbang kampus perjuangan, tempat pertama kali aku berta’aruf dengan pembinaan, mengenal Islam dan merasakan kelezatan iman, menyerahkan seluruh pikiran untuk dakwah, pembinaan danmentoring. Sebentar lagi masa itu akan berlalu, pengalaman berharga yang talah aku keruk dari kampus adalah bekal untuk hidupku dimasyarakat dan bergabung dengan ikatan dakwah yang lebih besar.
Jaket abu-abu, almamaterku telah aku rapihkan, “saatnya meninggalkan kampus” gumamku lirih, angin pelataran Lembang menerpa, dari kejauhan aku melihat menara mesjid Al-Furqan menjulang memberi semangat bagi siapapun yang datang kekampus itu.
Garut, suatu saat……2004
Pagi belum begitu sempurna, mentaripun baru sedikit menitipkan cahayanya, Gunung Papandayan yang pernah marah, masih asyik dengan selimut putihnya. Aku telah kembali kekota kesayanganku, dan aku yakin kedatanganku hari tidak sendiri, selembar biodata telah aku terima seminggu yang lalu, seperti sebelumnya aku tidak akan menolak siapapun yang datangmengetuk hati, dan mudah mudahan ini yang terakhir, setelah lelah mencari.
Ketika kami mengerti bahasa hati
Kami biarkan pautan hati kami untuk mewarnainya
Dengan kerinduan, hasrat dan impian-impian indah kami
Dan kamipun menyadari….
Kami sangat berbeda, namun lengkap dengan keserasian
Izinkan kami untuk memulainya
Mewujudkanimpian indah kami
Mengisi sisi hati kami yang kosong dan sepi
Dengan menyempurnakansebagian dien kami
Hingga suatu saat…..
Kami tetap menjaga janji itu,
Dengan bahasa indah yang kerap kita katakan bersama
Dari hati-hati kami yang memendam rindu
Dan bahasa indah itu bernama cinta…
(Puisi, Janji untuk bidadari hati, hal.3)
Garut, Februari 2004
Buat teman-teman Wisma Al-Izzah (UPI), Santri Mimkho Dago, Kang Tori (UI), Rizki Mulyawan (STAN), Indra (UNPAD), Toto & Rudiyanto (ITB), Agus & Siddik (UNISBA), Dori (UNPAS) setitik pengalaman interaksi dengan kalian, menjadi lautan Ibroh yang tak ternilai harganya. Syukran.
Zawjati (My Wifeeey...) “Uhhibuki misla maa anteee” I love you the way you are, “Uhiibuki kaifa ma kunteee” I love you the way you were,
“Wa mahma kaana ,mahaa saara“ No matter what did or will happen “anti habeebati anteee” You are and will be My Darling.
“Zawjateee…” My Wifeeey…
“anti habeebati anteee” You are and will be My Darling.
“Uhhibuki misla maa anteee” I love you the way you are, “Uhiibuki kaifa ma kunteee” I love you the way you were,
“Wa mahma kaana ,mahaa saara“ No matter what did or will happen “anti habeebati anteee” You are and will be My Darling.
“Zawjateee…” My Wifeeey…
“halaali anti laa akhshaa adulan…an numaqteee…” You're my rightful wife, I don’t fear sin… I don’t care not about those who like to reproach and irritate me. laqad azina zamaanulana bi wuslim ghayri mumbatteee” It is our destiny to be Together eternally.
“Saqaytil hubba fi qalbi bi husnil fa a’li was-samti” In my heart you instilled love With grace and good deeds. “yagheeb-us’-sa’adu innibti” Happiness vanishes when you disappear, “Wa yasful a’yshu inji ti” Life brightens when you're there.
“nahaari kaadihum hatta izaa ma a’ttulil baytee” Hard is my day Until you return home. “Laqituki fanjala anni duna ya izaaa tabassamteee” Sadness disappears When you smile. J
“Uhhibuki misla maa anteee” I love you the way you are, “Uhiibuki kaifa ma kunteee” I love you the way you were,
“Wa mahma kaana ,mahmaa saara“ No matter what did or will happen “antee habeebati anteee” You are and will be My Darling.
“Zawjateee…” My Wifeeey… “antee habeebati anteee” You are and will be My Darling.
“tagiku bi al hyaatu iza bi aa yauman tabarramti” Life turns black When you're upset, “fa asssaa jaahidan hatta aw haqqi qaamaa tamannaytee” So I work hard To make your wish come true.
“anaaee anti fal tanay bi jifhil hubbi maa ashtee” You're my happiness. May you be happy forever. Fa roohanaa qadi talafa ka mislil ardhi wa annabteee Our souls are united Like soil and plants.
“wa amali wa Yaa sakaanee Yaa unsi wa mulhimateee” ”You're my hope, my peace My good company and inspiration. “yatibul a’eshu mahmaa daaqatil ayyaamu intibteee” Life is good, no matter how hard it is, When you're fine.
“wa amali wa Yaa sakaanee Yaa unsi wa mulhimateee” ”You're my hope, my peace My good company and inspiration. “yatibul a’eshu mahmaa daaqatil ayyaamu intibteee” Life is good, no matter how hard it is, When you're fine.
“Uhhibuki misla maa anteee” I love you the way you are, “Uhiibuki kaifa ma kunteee” I love you the way you were,
“Wa mahma kaana ,mahaa…saaraa“ No matter what did or will happen “anti habeebati anteee” You are and will be My Darling.
“Zawjateee…” My Wifeeey…
Aku mencintaimu seperti kamu, Aku mencintaimu seperti kau, Tak peduli apa yang atau akan terjadi, Anda dan akan darling.You saya kembali istri sah saya, saya tidak peduli tentang Mereka yang suka mencela dan mengiritasi saya. Ini adalah takdir kita untuk Bersama eternally.In hatiku cinta Anda menanamkan Dengan kasih karunia dan perbuatan baik. Kebahagiaan hilang ketika Anda menghilang, Hidup cerah ketika Anda there.Hard adalah hari saya Sampai Anda pulang. Kesedihan hilang Bila Anda smile.Life menjadi hitam Ketika kau marah, Jadi saya bekerja keras Untuk membuat ingin Anda menjadi kenyataan.
Kau kebahagiaanku. Semoga Anda akan bahagia selamanya. jiwa kami dipersatukan Seperti tanah dan tanaman.